ika wali kelas fatimah |
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
WALI KELAS FATIMAH
TKA-TPA AL FALAAH
DEWAN PENGURUS HARIAN MASJID AL FALAAH
MRICAN
PERIODE 1432 H (2011-2012 M)
Kelas : Fatimah
Wali Kelas : Ustadzah Ika
Pendamping : Ustadzah Sri
Ustadzah Wiwin
Ustadzah Viya
Ustadzah Kharisma
Ustadzah Uut
Ustadzah Isnaeni
Ustadzah Lina
Ustadzah Lukman
Jumlah Santri : 40
Santri
I.
Gambaran Umum Kelas Fatimah
1.
Santri
a.
Kehadiran
Alhamdulillah
santri kelas Fatimah A dan Fatimah B
secara keseluruhan sebanyak 40
Santri. Namun intensitas kehadiran santri Fatimah fluktuatif. Hal yang
mempengaruhi ketidakhadiran santri antara lain, karena hujan.
Seiring
berjalannya waktu, terdapat pergantian santri. Maksudnya, ada santri yang
keluar/jarang berangkat tetapi ada juga santri baru. Pengisian daftar presensi
siswa jarang dilakukan. Sekarang jumlah yang akti ada sekitar 25 santri
b.
Keaktifan
Mengenai keaktifan
santri kelas Fatimah untuk tahun ini dapat dikatakan aktif dalam artian bahwa
santri kelas Fatimah aktif dalam bergerak dan berbicara. Santri Fatimah sangat
menyukai jenis permainan kucing-kucingan, ular-ularan (kereta-keretaan), dan
menyusun balok-balok kayu. Dalam hal aktif berbicara, para santri sering
menceritakan hal-hal yang mereka alami dan mereka jumpai baik di sekolah maupun
di rumah. Santri juga aktif dalam bertanya mengenai hal-hal yang mereka baru
lihat dan dialami. Keaktifan
para santri juga dapat dilihat ketika ustadz/ah mempersilakan santri untuk
memimpin doa baik waktu pembukaan maupun penutupan kegiatan TPA.
c.
Ketertiban
Ketertiban kelas Fatimah yang sering terjadi adalah
terlambatnya dalam memulai kegiatan belajar di TPA. Hal ini biasa disebabkan
karena menunggu santri yang belum datang, kadang juga pernah terjadi karena
pengajar yang terlambat datang.
Ketertiban dalam kelas di Fatimah saat KBM dimulai masih kurang terkondisikan, ini
disebabkan antara lain karena usia santri kelas Fatimah yang rata-rata pra TK, dan TK. kadang-kadang lebih suka bermain, menyebabkan kelas menjadi ramai
dan kurang terkondisikan. Sebab lain terjadi ketika kekurangan ustadz/ah
sebagai pendamping untuk mengawasi para santri.
d.
Perkembangan Kemampuan
Para santri yang masih dalam usia senang bermain
menyebabkan kesukaran dalam menyampaikan materi secara serius. Walaupun
demikian, alhamdulillah sebagian besar santri sudah dapat menghafal doa
sehari-hari antara lain, doa untuk kedua orang tua,doa selamat dunia-akherat,
doa sebelum dan sesudah makan, doa mau tidur, dll. Dan juga sebagian besar
santri sudah dapat menghafal surat-surat pendek antara lain, surat al fatihah,
an nass, al ikhlas. Dalam hal menulis, menggambar, dan mewarnai santri Fatimah
sudah cukup baik terutama santri yang sudah masuk TK. Namun untuk membaca huruf
hijaiyah kelas Fatimah agak sedikit lambat, diperlukan suatu metode yang tepat
agar santri dapat dengan cepat dan tepat dapat membaca huruf hijaiyyah. Berbeda dengan
Para
santri di Fatimah masih
kurang dalam hal mengamalkan ibadah, meskipun materi ibadah secara praktik sudah dilaksanakan setiap hari
sabtu. Untuk perkembangan kemampuan masing-masing santri berbeda,
apalagi antara santri yang usia TK dan pra TK.
2.
Manajemen Kelas
Dalam hal ini,
kelas Fatimah memiliki jadwal materi
setiap hari TPA, yaitu:
Senin :
hafalan doa dan hafalan surat-surat pendek dan Khot
Rabu :
dongeng atau kretifitas (menggambar, mewarnai, bernyanyi)
Sabtu :
Ibadah (Praktek wudu dan sholat)
Realisasi dari
penjadwalan materi ini tidak terlaksana dengan baik, , Hal ini disebabkan oleh kondisi santri
yang lebih banyak keinginan untuk bermain, dibanding menulis huruf hijaiyah,
dan mendengarkan. dan juga belum terciptanya metode pembelajaran untuk
materi-materi tersebut. Untuk pembacaan iqra’ santri dilakukan dengan cara
ustadz/ ah mengampu beberapa santri
secara bergantian. Untuk kelas Fatimah yang masih usia TK dan pra TK perlu
banyak ustadz/ah pendamping untuk memudahkan pengawasan dan kegiatan KBM.
II.
Problematika
1.
Intern Kelas
a.
Pemateri dan pengasuh
1)
Tidak terstrukturnya jadwal materi
2)
Kurang koordinasi antara wali kelas dengan pemateri dan
pemdamping, sehingga menimbulkan kebingungan yang dirasakan oleh pemateri
terhadap materi yang akan disampaikan.
3)
Pengasuh kurang memiliki komitmen dalam mendampingi
santri, sehingga tidak setiap waktu TPA, pendamping dapat mendampingi
santri-santri.
4)
Pengasuh kurang disiplin waktu datang ke TPA.
5)
Masih cukup banyak pengasuh yang kurang terampil dalam
menghadapi anak-anak.
6)
Wali kelas jarang ke TPA
b.
Santri
Usia santri yang
terdiri dari usia TK dan pra TK menimbulkan problematika tersendiri,
diantaranya:
1)
Masih cukup banyak santri yang konsentrasi dalam
mengajinya masih kurang.
2)
Tidak tersampaikannya materi sesuai dengan kurikulum
yang ada karena para santri lebih menyukai hal-hal yang bersifat menggambar
atau mewarnai dan bermain.
3)
Masih terdapat santri yang tidak mau lepas dengan
keluarganya ketika belajar mengaji.
2.
Ekstern Kelas
a.
Wali Santri
Dukungan dan
dorongan dari wali santri cukup baik, namun adapula wali santri yang kurang
memotivasi putra-putrinya untuk berangkat ke TPA, sehingga ada santri yang
enggan untuk berangkat ke TPA.
b.
Hubungan Pengasuh TPA dan Wali Santri
Hubungan pengasuh TPA dan wali santri dapat dikatakan
cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa wali santri yang kenal
ustadz/ah TPA, walaupun hanya sekedar tahu mukanya. Hubungan ini dapat
diperbaiki dengan cara lebih sering sillaturahmi serta mengajak ngobrol ke wali
santri ketika mereka mengantar putra-putrinya.
III. Evaluasi
1.
Kurangnya komitmen dan istiqomah wali kelas dalam
menjalankan amanahnya, sehingga intensitas kehadiran wali kelas yang kurang dan
sering terlambat datang ke TPA menyebabkan kelas kurang terpantau dengan
maksimal.
2.
Kurangnya koordinasi antara wali kelas dan pengasuh dan
pemateri.
3.
Pemateri dan pengasuh masih sering terlambat dating ke
TPA, sehingga menbuat santri menunggu lama.
4.
Kurangnya komitmen ustadz/ah pendamping untuk dating ke
TPA, sehingga terkadang kelas Fatimah kekurangan ustadz/ah pendamping.
IV. Rekomendasi
1.
Koordinasi antara wali kelas dengan pengasuh lebih
ditingkatkan.
2.
Wali kelas menyusun jadwal pemateri dan pendamping.
3.
Dibuat tata tertib wali kelas dan pengasuh yang lebih
tegas.
4.
Dibutuhkan ustadz/ah yang mempunyai kreatifitas yang tinggi
yang pandai mendongeng dan bermain.
5.
Dibuat metode baru yang dapat membuat santri semangat
mengaji.
6.
Pengisian presensi dilaksanakan secara rutin setiap
hati KMB TPA.
7.
Membuat format ulang untuk raport kelas Fatimah, karena
kemampuannya berbeda dengan kelas-kelas yang lain.
8.
Lebih kreatif dan sabar dalam menyampaikan dan
menghadapi santri kelas Fatimah.
9.
Lebih mengakrabkan diri dengan para santri.
10. Intensitas
wali kelas ditingkatkan. Karena wali kelas sebagai pemantau
V.
Khotimah
. Setiap perbuatan mestilah akan dimintai
pertanggungjawaban oleh Allah. Maka demikianlah laporan pertanggungjawaban dari
wali kelas Fatimah. Sebagai upaya untuk mempertanggung jawabkan amanah yang
telah dilimpahkan kepada saya. Adapun ketika saya kurang maksimal dalam
menjalankan amanah ini,adalah semata-mata karena kesalahan saya pribadi dan
semoga dengan adanya Laporan pertanggungjawaban ini dapat menjadi bahan
evaluasi dan rekomendasi bagi saya khususnya dan Kepengurusan TPA selanjutnya.
Jazakumullah Khair kepada
ustadz/ah yang telah banyak membantu saya dalam mengemban amanah ini. Saya
berharap dalam kepengurusan ke depan TKA-TPA Al Falaah terutama kelas Fatimah
semakin baik dan maju. Aamiin.
Mrican, 2 Shafar 1434H
Wali Kelas Fatimah
TKA-TPA Masjid Al Falaah
Ika Findriyani
mulyana wali kelas Usman |
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
WALI KELAS UTS’MAN
TKA-TPA AL FALAAH
DEWAN PENGURUS HARIAN MASJID AL FALAAH
MRICAN
PERIODE 1432 H (2011-2012 M)
Kelas : Uts’man Bin Affan
Wali Kelas : Mulyana
Pendamping : Ustad Lukman
Ustad Eko
Ustadzah Sri
Jumlah Santri : 15 Santri
I. Gambaran Umum Kelas Ust’man Bin Affan
1. Santri
a.
Kehadiran
Jumlah santri
kelas uts’man secara keseluruhan kurang lebih
mencapai 15 santri, Sedangkan
kehadiran santri uts’man yang hadir ke TPA Al-Falaah tidak mencapai
hasil maksimal dikarenakan kebanyakan dari santri ikut bimbingan belajar diluar
seperti Les, Prifat ataupun bimbingan yang lainnya.
Daftar presensi
santri kelas Uts’man jarang dilakukan dikarenakan disaat Awal TPA banyak santri
yang belum datang sehingga santri yang menunggu temen sekelasnya merasa bosan
dikelas dan lebih memilih kembali pulang kerumah.
Santri kelas
Ust’man memiliki persaudaraan yang sangat solidaritas, Jika temen
sepermainannya berangkat TPA maka temen-temen lainnya pun ikut TPA sehingga
kelas pun kelihatan sangat intensif sekali dalam belajar, begitu pun
sebaliknya.
b.
Keaktifan
Mengenai keaktifan
santri kelas Uts’man dapat
dikatakan aktif dalam artian banyak dari santri yang menanyakan tentang akidah
ataupun suatu permasalan yang mereka temukan didalam lingkungan bermainnya.
Santri kelas Ust’man memiliki sebuah potensi dan bakat dalam kegiatan
perlombaan yang setiap tahunnya dilaksanakan ditiap-tiap TPA, namun kebanyakan
dari mereka enggan belajar melatihnya dikarenakan masih ada rasa malu dan ragu
dengan kelebihan yang mereka miliki.
Disaat bertatap
muka sebelum mengawali doa belajar, santri berjabat tangan dengan ustd/h yang
dijumpainya. Kemudian disaat Ustd/h menyampaikan materi santri menulis materi
yang diberikan oleh ustd/h, disaat selesai menulis kebanyakan dari mereka
menyimak dan mendengarkan materi yang disampaikan oleh ustd/h dengan cermat.
Santri kelas
Ust’man memiliki motivasi tinggi untuk belajar mengaji dan memperbaiki
bacaannya yang belum benar, namun karena faktor pendamping di kelas uts’man
yang kurang membuat santri jenuh menunggu giliran mengaji.
c.
Ketertiban
Ketertiban kelas Fatimah yang sering terjadi adalah
terlambatnya dalam memulai kegiatan belajar di TPA. Hal ini biasa disebabkan
karena menunggu santri yang belum datang, kadang juga pernah terjadi karena
pengajar yang terlambat datang.
Ketertiban dalam kelas di saat KBM dimulai masih
kurang terkondisikan, ini disebabkan antara lain karena usia santri kelas
Fatimah yang rata-rata pra TK, dan
TK. Kondisi tersebut tidak jauh berbeda dengan Kelas Uts’man yang kadang-kadang lebih suka bermain, menyebabkan kelas menjadi ramai dan kurang terkondisikan. Sebab
lain terjadi ketika kekurangan ustadz/ah sebagai pendamping untuk mengawasi
para santri.
d.
Perkembangan Kemampuan
Kebanyakan dari
santri yang masih dalam usia bermain lebih mementingkan bermain dari pada
mengaji namun berkat bantuan dari salah satu pendamping dapat mengingatkan
santri itu sehingga santri pun kembali duduk di kelasnnya dan menyimak materi
dari ustd/h.
menyebabkan
kesukaran dalam menyampaikan materi secara serius. Walaupun demikian,
alhamdulillah sebagian besar santri sudah bisa membaca jilid dengan benar,
Para
santri di masih kurang dalam hal mengamalkan
ibadah, namun dari praktik sholatnya sudah tertib dan dapat dikatakan bisa. meskipun materi ibadah/ sholat sudah
disampaikan namun ada saja salah satu doa dalam sholat yang lupa. Secara praktik pembelajaran sholat sudah dilaksanakan setiap hari sabtu.
2. Manajemen Kelas
Jadwal materi
setiap hari TPA, yaitu:
Senin :
Hafalan doa dan hafalan surat-surat pendek dan Khot.
Rabu :
Materi (akidah akhlak, Fiqih, Tajwid)
Sabtu :
Ibadah (Praktek wudhu dan sholat).
Untuk realisasi
dari penjadwalan materi ini tidak terlaksana dengan baik, dikarenalan melihat kondisi santrinya terlebih
dahulu, Hal ini disebabkan
ada santri yang lebih banyak keinginan untuk bermain, dibanding menulis huruf
hijaiyah, dan mendengarkan. dan juga belum terciptanya metode pembelajaran
untuk materi-materi tersebut. Sedangkan di Kelas Uts’man, materi sudah
tersampaikan cukup baik, hanya saja
jadwalnya seringkali bergeser.
II. Problematika
1. Intern Kelas
a.
Pemateri dan pengasuh
1)
Pengasuh kurang memahami sifat dan karakter
santri-santrinya.
2)
Kurangnya bantuan pengajar atau pemateri
3)
Tidak terstrukturnya jadwal materi
4)
Kurangnya buku panduan materi pemberlajaran.
5)
Kurang koordinasi antara wali kelas dengan pemateri dan
pemdamping, sehingga menimbulkan kebingungan yang dirasakan oleh pemateri
terhadap materi yang akan disampaikan.
6)
Pengasuh kurang memiliki komitmen dalam mendampingi
santri, sehingga tidak setiap waktu TPA, pendamping dapat mendampingi
santri-santri.
7)
Pengasuh kurang disiplin waktu datang ke TPA.
8)
Masih cukup banyak pengasuh yang kurang terampil dalam
menghadapi anak-anak.
b.
Santri
1)
Santri sering terpengaruh temannya saat bermain.
2)
Santri tidak mendengarkan dan menyimak materi dari
ustd/h.
3)
Salah satu santri tidak memiliki buku kecakapan mengaji
sehingga santri cenderung mengulang-ulang ngajinya.
4)
Masih cukup banyak santri yang konsentrasi dalam
mengajinya masih kurang.
5)
Tidak tersampaikannya materi sesuai dengan kurikulum
yang ada karena para santri lebih menyukai hal-hal yang bersifat menggambar
atau mewarnai dan bermain.
6)
Masih terdapat santri yang tidak mau lepas dengan
keluarganya ketika belajar mengaji.
2. Ekstern Kelas
a.
Wali Santri
Dukungan dan
dorongan dari wali santri cukup baik, namun adapula wali santri yang kurang
memotivasi putra-putrinya untuk berangkat ke TPA, sehingga ada santri yang
enggan untuk berangkat ke TPA.
b.
Hubungan Pengasuh TPA dan Wali Santri
Hubungan pengasuh TPA dan wali santri dapat dikatakan
cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa wali santri yang kenal
ustadz/ah TPA, walaupun hanya sekedar tahu mukanya. Hubungan ini dapat
diperbaiki dengan cara lebih sering sillaturahmi serta mengajak sedikit ngobrol
ke wali santri ketika mereka mengantar putra-putrinya.
III. Evaluasi
1.
Kurangnya komitmen dan istiqomah wali kelas dalam
menjalankan amanahnya, sehingga intensitas kehadiran wali kelas yang kurang dan
sering terlambat datang ke TPA menyebabkan kelas kurang terpantau dengan
maksimal.
2.
Kurangnya koordinasi antara wali kelas dan pengasuh dan
pemateri.
3.
Pemateri dan pengasuh masih sering terlambat dating ke
TPA, sehingga menbuat santri menunggu lama.
4.
Kurangnya komitmen ustadz/ah pendamping untuk dating ke
TPA, sehingga terkadang kelas Uts’man kekurangan ustadz/ah pendamping.
IV. Rekomendasi
1.
Koordinasi wali kelas dengan Ketua TPA lebih di
tingkatkan lagi.
2.
Koordinasi antara wali kelas dengan pengasuh lebih
ditingkatkan.
3.
Wali kelas menyusun jadwal pemateri dan pendamping.
4.
Wali kelas membuat materi pada semester berikutnya.
5.
Dibuat tata tertib wali kelas dan pengasuh yang lebih
tegas.
6.
Dibutuhkan ustadz/ah yang mempunyai kreatifitas yang
tinggi yang dapat memotivasi santri untuk belajar.
7.
Dibuat metode baru yang dapat membuat santri semangat
mengaji.
8.
Pengisian presensi dilaksanakan secara rutin setiap
hati KMB TPA.
9.
Membuat format ulang untuk raport kelas Uts’man, karena
kemampuannya berbeda dengan kelas-kelas yang lain.
10. Lebih
kreatif dan sabar dalam menyampaikan dan menghadapi santri kelas Uts’man.
11. Lebih
mengakrabkan diri dengan para santri.
V. Khotimah
Demikian Laporan Pertanggungjawaban dari wali kelas Uts’man
Saya selaku wali kelas ust’man mohon maaf jika dalam pelaksanaan amanah yang
saya peroleh belum mencapai hasil yang maksimal dan mohon maaf apabila selama
kepengurusan ini saya banyak khilaf yang disengaja maupun tidak. Tidak lupa
saya mengucapkan banyak terimakasih kepada ustadz/ah yang telah banyak membantu
saya dalam mengemban amanah ini. Saya berharap dalam kepengurusan ke depan
TKA-TPA Al Falaah terutama kelas Uts’man semakin baik dan maju. Aamiin.
TTT
Wali Kelas Ust’man
TKA-TPA Masjid Al Falaah
lilis wali kelas abu bakar |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar